Kospin Jasa, Globalisasi dan Tantangannya

Oleh: Dodi Faedlulloh

Globalisasi menjadi sebuah keniscayaan, metafor yang digunakan Giddens, juggernaut, bak truk besar yang lepas kendali dan tidak bisa dicegah menuju sebuah kebenaran. Menengok kondisi kontemporer, kehidupan hampir tak ada lagi sekat. Ruang dan waktu tidak menjadi halangan berarti. Di antara berbagai pilar yang terkena dampak, pilar ekonomi signifikan mampu berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak. Pasar bebas yang berjalan beriringan dengan globalisasi sebagai konsekuensi logis menjadi punggawa. Negara-negara yang sudah mapan tentu sangat diuntungkan dengan kondisi ini, ataupun pihak-pihak yang memiliki kapital besar dapat menghegemoni perekonomian dunia. Dengan kata lain globalisasi akan berdampak positif bagi pemilik modal atau yang memiliki kompetensi untuk bersaing. 

Berbagai bentuk kerjasama bilateral tercipta sebagai persiapan menuju globalisasi yang akan menyebabkan liberalisasi ekonomi akan jauh lebih cepat mendatangi teras-teras rumah kita. Pro dan kontra hadir menghiasi proses kesepakatan-kesepakatan tersebut. Tapi dengan ini justru semakin menunjukan globalisasi bukan lagi sebagai sebuah wacana yang melulu diperdebatkan tapi juga sudah menjadi kenyataan, tepat di depan wajah kita, yang mau tidak mau harus dihadapi. 


Di tengah proses globalisasi sebenarnya ada sistem yang tidak bisa dinafikan begitu saja, bahkan perannya cukup fundamental. Sistem itu bernama koperasi. 

Mendengar kata koperasi banyak khalayak yang langsung berpikir skeptis tanpa pernah meluangkan waktu untuk mempelajari lebih dalam. Bila menyaksikan kondisi perkoperasian di Indonesia memang bisa menjadi alasan. Secara kuantitatif tahun 2010, koperasi di Indonesia mencapai 124.855 unit aktif. Potensi yang luar biasa sebenarnya, namun anehnya banyak koperasi yang belum mampu menunjukan giginya. Tapi jangan sampai terjebak dalam cara berpikir generalisasi, karena tidak semua koperasi demikian. Di Indonesia masih ada koperasi yang mempunyai skala ekonomi yang besar, di antaranya Kospin Jasa. Bagi kalangan yang telah berkecimpung di dunia perkoperasian Indonesia tentu tidak asing mendengar nama koperasi yang lahir di dekade 1970-an ini. Di sini Kospin Jasa mempunyai posisi strategis, sebagai koperasi yang besar dituntut untuk memberikan contoh baik, sekurang-kurangnya tentang tata kelola kepada koperasi-koperasi lain atau, karena Kospin Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam, dituntut untuk menginisiasi dan memobilisasi segala potensi yang ada di masyarakat untuk bersatu dan bergotong royong membangun ekonomi kerakyatan. 

Koperasi Global: Optimisme Koperasi 

Sebelum membincangkan Kospin Jasa lebih lanjut, ada baiknya kita menengok gerakan koperasi-koperasi dunia guna memperlihatkan koperasi pun mampu untuk tumbuh besar dalam skala global dan ini tentunya bisa memberi motivasi lebih kepada kita untuk memberanikan diri berjuang di jalan yang pernah dicitakan oleh founding father kita, Moh. Hatta.
Menurut data PBB yang dilaporkan sekjen ICA (Internatioanal Cooperative Aliance) Ian Mac Donnald (2005) menginformasikan bahwa ada 3 miliyar lebih orang yang mendapat pekerjaan dari perluasan usaha-usaha koperasi, dengan kata lain separuh penduduk dunia telah merasakan manfaat dari koperasi. Di Amerika Serikat ternyata 40 % dari penduduknya adalah anggota koperasi. Bahkan salah satu koperasi yang ada di Amerika Serikat, The North Carolina Electric Membership Corporation (NCEMC) mampu memberikan layanan listrik. Amerika Serikat tidak sendirian, di negara-negara lain juga menghadirkan koperasi-koperasi besar dan sehat. Di Belanda ada Rabobank yang dimiliki oleh lebih 50 % petani dan telah menjadi koperasi di bidang pembiayaan agrobisnis terbesar di dunia. Di Perancis ada bank koperasi seperti Credit Mutuel, Banque Populaire, Credit Agricole menjadi bank-bank besar tingkat dunia. Di Jepang ada Zen-Noh yang menempatkannya pada peringkat satu versi Global 300 ICA. Spanyol punya koperasi pekerja Mondragon, yang mengelola 264 perusahaan dan pada tahun 2005 dapat meraup pendapatan sebesar USD 14.040.467.424. 

Sebenarnya masih banyak koperasi berkelas dunia yang bisa memberikan ketauladanan sekaligus sedikit menyindir koperasi-koperasi di Indonesia. Hadir sebuah konklusi yang menarik dari deretan deskripsi suksesnya koperasi dunia di muka: koperasi mampu menghadapi globalisasi. Jadi tepatlah apa yang diungkapkan pakar ekonomi Prof Dawam Rahardjo dalam salah satu kesempatan seminar di Purwokerto, bahwa koperasi merupakan sistem ekonomi masa depan. 

Langkah Kospin Jasa 

 Kospin Jasa pun bisa turut andil menambah cerita sukses koperasi. Capaian prestasi yang didapat Kospin Jasa dari Koperasi Terbaik Tingkat Nasional Tahun 1981 sampai yang terbaru mendapat penghargaan utama micro finance award 2011 adalah bukti yang bisa menjadi pendorong untuk terus kembali berprestasi. 

 Ekspetasi Kospin Jasa menjadi lembaga yang mampu menjawab tantangan era globalisasi sangat besar. Ada satu misi Kospin Jasa yang bisa menjadi bentuk perjuangan yang bisa dijalankan, yakni misi dalam “membantu para pedagang kecil dan menengah di dalam mobilisasi permodalan demi kelancaran usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka”. Kita tidak bisa menutup mata, imbas negatif globalisasi yaitu kesenjangan sosial. Adalah tanggung jawab bersama untuk membangun kesadaran akan pentingnya pembangunan sosial, tak terkecuali Kospin Jasa. Dengan tagline “Bersama membangun usaha” tentu menjadi keseriusan tersendiri yang harus dilakukan untuk membuktikan diri lebih progressif lagi. 

Sebuah inspirasi menarik dari Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank. Untuk mengentaskan kemiskinan di negaranya, Bangladesh, ia berjuang selama 30 tahun dengan membalikan logika umum bank konvensional, ia memilih jemput bola. Dengan keyakinan yang besar bahwa orang-orang miskin pun mengembalikan uang pinjaman, ia berkeliling menyalurkan kredit mikro tanpa agunan bagi kaum miskin. Hasilnya kini mampu melayani hampir 50% penduduk miskin di Bangladesh. Hinga akhir tahun 2006, Grameen Bank mencatat sebanyak 1.074.939 kelompok di Bangladesh telah mampu dilayaninya. 

Kospin Jasa pun bisa mengadaptasi pemikiran Yunus ini. Dengan produk dan layanan pinjaman yang variatif, Kospin Jasa bisa menggunakan pendekatan yang digunakan Yunus. Dengan konteks penyesuaian dengan kondisi Indonesia tentunya. Pertama, harus ada proses edukasi terlebih dahulu, karena pemahaman akan perkoperasian masih begitu disalah-pahami oleh banyak masyarakat sehingga mindset tidak bergeser ke hanya aktivitas meminjam saja. Yang telah dilakukan misal tabungan SAFARI (SAdar manFAat kopeRasI) bisa menjadi titik tolak pencerahan bagi masyarakat. Namun konsekuensi logis dari tahap ini ditujukan bukan hanya kepada para anggota, tapi juga masyarakat luas. Tahapan ini pun sebagai ranah implementasi prinsip koperasi nomor lima dari prinsip koperasi yang dirilis oleh ICA tentang pendidikan, pelatihan dan informasi. Kedua, tetap aktif bermitra dengan koperasi-koperasi lain, selain implementasi dari prinsip ke enam, kerjasama antar koperasi, ranah kemitraan ini sebagai bentuk konsolidasi ekonomi berbasis kerakyatan. Sebagai koperasi yang besar, Kospin Jasa bisa mengisi peran ini dengan membantu dan mempelopori pemberdayaan bagi koperasi-koperasi yang masih kecil. 

Indonesia adalah negeri yang kaya, dengan semangat khas gotong royong sepatutnya Indonesia tidak perlu merasa takut dengan ancaman globalisasi. Koperasi sebagai satu sistem ekonomi bisa menjadi tameng. Pengalaman saat krisis yang melanda Indonesia tahun 1997-1998, Kospin Jasa justru tumbuh dan mendapatkan kepercayaan yang berlipat dari masyarakat telah menjadi bukti yang jelas. Kospin Jasa yang telah lama melintang diharapkan untuk tetap menstimulus bagi perekenomian di Indonesia, khususnya ekonomi mikro. Di hari ulang tahunnya yang ke-38, adalah harapan bersama Kospin Jasa tetap bisa memberi sumbangsih untuk kesejahteraan bangsa. Semoga!

1 komentar:

Bung Eka mengatakan...

Ksspin Jasa memang bener2 ngebantu dsaat lanjutin kuliah dulu..heuheu..Koperasi memang di ajarkan saat sekolah, tapi utk membangunnya banyak yg masih awam

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma