Oleh : Dodi Faedlulloh
Karl Marx adalah seorang yang mengkritik keras terhadap sistem kapitalisme yang mendominasi dan mengeksploitasi manusia beserta dunianya. Pemikirannya pun menyebar dan bergentayangan, sebagai inspirasi gerakan melawan kapitalisme. Tapi di balik kritikan yang dihujamkannya pada kapitalisme, Marx pun menaruh kekaguman terhadapa kapitalisme.
Baginya kapitalisme mempunyai keistimewaan, yakni naluri yang ingin terus maju dan senantiasa mengalami perubahan, kata lain kapitalisme sangat berobsesi untuk anti-mandeg. Hari ini ada yang baru, tapi esok yang baru bisa tiba-tiba menjadi jadul. Semua akses, cara digunakan agar akumulasi kapital semakin menguat. Seperti yang diungkap Marx dan Engels bahwa tidak bisa ada tanpa senantiasa merevolusionerkan perkakas produksi dan juga hubungan produksinya, dan bersamaan dengan itu pula (merevolusionerkan) keseluruhan hubungan kemasyarakatan.
Marx mengagumi kapitalisme karena tentu saja tidak ingin kembali pada nilai tradisional pra-kapitalisme. Dibanding dengan masa sebelumnya, para pekerja dalam epos kapitalisme terbebas dari kukungan dari tradisi masyarakat pra-kapitalisme. Walaupun sampai hari ini, kebebasan tersebut hampir tidak pernah ada, ibarat keluar dari kandang buaya, masuk kandang macan, bebas dari tradisi feudal tapi kembali terpenjara tradisi kapitalistik.
Kapitalisme sempat menjanjikan akan menjadi sistem ekonomi yang memberikan kebebasan dari kelaparan dan kekurangan dari kebutuhan-kebutuhan pokok, tapi janji ini tak pernah terjadi, krisis malah terjadi di mana-mana, tahun 30-an Amerika mengalami krisis, 90-an di Asia, dan tahun 2000an krisis semakin merambah global. Memang janji inilah yang Marx kritisi dari kapitalisme.
Marx pun percaya bahwa kapitalisme adalah akar dari hadirnya definisi-definisi karakter zaman modern. Segala yang berbau modern kemarin, hari ini dan besok adalah dampak dari adanya kapitalisme. Seperti yang disebut sebelumnya, kapitalisme adalah anti-mandeg, sebagaimana ciri khas zaman modern, perubahan adalah suatu keniscayaan sebagai konsekuensi dari medan pertarungan para kapitalis. Kompetisi menyebabkan inovasi-inovasi, akhirnya para kapitalis mau tidak mau untuk terus melakukan revolusi alat-alat produksi dan mengubah masyarakat sesuai dengan cita-citanya. Implikasinya segala cara menjadi ‘halal’ dilakukan oleh kapitalis, dengan dalih efisiensi dan kreativitas serta kebebasan, termasuk dengan tidak memikirkan kaum pekerja sebagai manusia.
Kapitalisme telah melakukan revolusi dengan menciptakan masyarakat global dan terus menerus menciptakan teknologi canggih, dan menghilangkan tradisi tradisional yang lamban. Namun Marx berujar bahwa sekarang kapitalisme harus segera digulingkan. Hukum kapitalisme telah berakhir, masyarakat dunia, menurut Marx, harus segera menuju tatanan sosialisme, bahkan komunisme. Dari persfektif inilah Marx mengkritik kapitalisme, dari kontradiksi serta potensi yang akan muncul di masa depan setelah kapitalisme gugur. []
1 komentar:
Pada dasarnya semua sistem buatan manusia penuh dengan kelemahan. Semua sistem itu dibuat manusia tak lepas dari kekurangan dan campur tangan hawa nafsu manusia itu sendiri. Adalah sistem yang lebih baik ?
Posting Komentar