Oleh : Dodi Faedlulloh
Sekitar satu tahun yang lalu saya pernah membuat tulisan yang judulnya hampir serupa. Tulisan yang didedikasikan untuk seorang kakak yang sudah memberi saya sebuah hadiah berupa laptop. Laptop yang kemudian saya jadikan media kerja saya, baik di kampus maupun diluar kampus. Sangat terasa manfaatnya, komparasi produktifitas saya meningkat sebelum dan sesudah saya memegang laptop. Mesin ketik modern tersebut berhasil merasuki hidup dan menjadi setengah jiwa saya. Ibarat manusia si laptop tersebut pernah beberapa kali ‘jatuh sakit’ dan sialnya setelah masa satu tahun garansi berlalu penyakitnya tambah parah yang kemudian bak sebuah suratan takdir, malaikat pencabut nyawa mengambil nyawa laptop saya : rusak.
Sudah hampir tiga bulan saya ditinggalkan setengah jiwa saya. Mati gaya menjadi pembunuh waktu yang paling setia. Selama dua bulan tersebut saya menjadi nomaden user. Pinjam sana-pinjam sini untuk mengerjakan seluruh pekerjaan saya, termasuk proposal usulan penelitian yang baru di-acc oleh pembimbing dosen pertama beberapa hari kemarin.
Netbook
Selain merasa kehilangan, saya pun merasa bersalah yang sangat karena tidak bisa bertanggung jawab dengan apa yang saya miliki. Walaupun tidak murni karena kesalahan saya tapi tetap laptop hadiah tersebut rusak ketika berada ditangan saya. Ah memang karena dasarnya kakak saya adalah seorang yang baik, pasca mengetahui kalau laptop yang diberikan kepada adik pertamanya itu telah rusak, dia cuma berujar “ini juga salah kakak karena sudah berspekulasi membeli laptop dengan kualitas yang belum terjamin!”. Saya spechless.
Dia menjanjikan akan kembali meberikan saya sebuah mesin ketik modern tersebut namun kali ini pilihannya jatuh ke netbook yang harganya jauh lebih murah dan sesuai dengan kondisi budget. Tentunya saya kembali riang mendengarnya, dengan sedikit norak saya pun senyum-senyum sendiri tak karuan.
Saya bukan seorang gamer, atau desainer yang biasanya membutuhkan keberadaan komputer berspesifikasi tinggi. Saya seorang writter lepas yang cukup membutuhkan microsoft word dan sesekali menggunakan corel untuk bitmap dan layouting. Jadi tampaknya pilihan netbook sama sekali bukan masalah.
Tiga bulan setelah wafatnya laptop saya, akhirnya netbook yang dijanjikan telah hadir. Untuk kedua kalinya saya diberi sesuatu benda yang berharga dari kakak saya. Apakah ini disebut sebagai hadiah atau bukan tidak menjadi masalah yang penting kehadiran fasilitas ini tidak membuat saya kembali kontra-produktif. Proposal penelitian, dead line tulisan propaganda, dan aktifitas blogging bisa kembali saya lakukan. Semoga dengan keberadaan netbook baru dihadapan saya ini bisa kembali meningkatkan gairah saya berdialetika dan berbagi. Oiya untuk kesekian-kalinya saya harus mengucapkan terimakasih lagi. Terimakasih Kak !. []
2 komentar:
Netbooknya merk Hp ya bro?
Selamat yah.
Enak banget punya kakak baik gitu :)
Iya Zip, hehe.
Begitulah, saya bersyukur :D
Posting Komentar