Menyoal Tindakan Arogansi FPI

Oleh : Dodi Faedlulloh

Pernahkah gak denger teriakan Allahu Akbar
Pake peci tapi kelakuan barbar
Ngerusakin bar orang ditampar-tampar (Slank : Gosip Jalanan)

Lagi, organisasi yang katanya menjungjung tinggi agama melakukan kekerasan dalam aksinya. Acara sosialisasi kesehatan gratis, pendirian rumah sakit tanpa kelas, dan sosialisasi RUU Badan Pelaksana Jaminan Sosial dari Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat RI yang dihadiri oleh Ribka Tjiptaning, Rieke Diah Pitaloka dan Nur Suhud di Banyuwangi, tiba-tiba dibubarkan paksa oleh Front Pembela Islam (FPI).

Ormas islam tersebut menduga acara itu akan menjadi ajang temu kangen anggota eks-PKI. Sekitar jam 11.00 WIB hari Kamis (24/06/2010) kemarin, puluhan massa FPI bersama beberapa LSM lain menyerang ruangan yang dijadikan tempat penyelenggaraan sosialisasi. Para peserta pertemuan pun akhirnya menjadi kalang kabut. Padahal acara tersebut adalah kegiatan resmi yang dilakukan anggota DPR pada masa reses. Tuduhan FPI tidak mendasar sama sekali.

Secara pribadi, saya sangat merasa heran kenapa eksistensi ormas ini seolah kebal hukum. Padahal kasus semacam ini bukanlah yang pertama kali, sebelumnya tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan FPI sudah terjadi dimana-mana.


Diakui atau tidak FPI adalah organisasi yang paling aktif dalam melakukan aksi penyerangan serta provokasi. Hemat saya FPI terlalu berfikiran sempit untuk konteks organisasi yang katanya berlandaskan agama. Selalu mengedepankan kekerasan dan sering melanggar aturan-aturan dalam tiap aksinya justru akan memberi citra buruk bagi agama yang dijadikan landasannya. Tindakan FPI yang membubarkan paksa pertemuan itu sudah jelas menyalahi aturan. FPI bukanlah lembaga yang diberi kewenangan untuk melakukan ketertiban. Dampaknya justru dedukstrif. Yang muncul dalam benak masyarakat luas bukannya ketenangan namun justru rasa takut dan kekhawatiran.

Untuk kali ini yang dijadikan alasan FPI adalah acara tesebut akan membangkitkan Partai Komunis Indonesia. Alasan yang cukup basi bagi saya. Tuduhan "komunis" memang selalu dipergunakan sebagai senjata paling ampuh untuk membungkam kebebasan berorganisasi dan beraspirasi dari semenjak zaman orde baru.

Saya jadi khawatir bila ini terus didiamkan masyarakat justru akan menjadi takut untuk menjalankan hak sipil-politik (bahkan agama). Dalam ruang demokrasi, ini jelas sungguh menyalahi. UUD 1945 dengan tegas telah mengatur kebebasan untuk menyatakan pendapat, Namun gara-gara ada tindakan kekerasan yang selalu dilakukan oleh organisasi seperti FPI dan sejenisnya malah bisa membuat disintegrasi bangsa.

Substansi Masalah Negara

Membubarkan FPI ? Itu memang yang muncul dari angan-angan saya, namun kiranya percuma saja. Walaupun dibubarkan, esok atau lusa akan muncul lagi ormas baru yang serupa.

Harusnya disadari oleh organisasi FPI dan organisasi serupa bahwa Indonesia terlahir dari persatuan nasional yang menjungjung tinggi bhineka tunggal ika, dan akan menjadi luluh lantah bilamana tidak ada namanya persatuan. Bila kesadaran tersebut tidak muncul justru kehadiran FPI akan menjadi musuh bersama (public enemy) dalam persatuan Indonesia.

Yang telah terjadi hari Kamis kemarin di Banyuwagi jelas adalah pelanggaran konstitusi dan ideologi negara. Pemerintah sepatutnya bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi seperti FPI dan sejenisnya yang selalu bertindak diluar kewenangan organisasi tersebut.

Kita patutnya harus ingat masalah substansial dari negeri ini adalah penjajahan kembali yang dilakukan oleh negeri-negeri imperialis-kapitalis, melalui sebuah sistim baru yang disebut neoliberalisme bukannya justru membuat pertikaian antara saudara. Bersatu untuk melawan penjajahan dalam bentuk baru adalah suatu kewajiban dan keniscayaan bilamana kita ingin merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Gunakan hati dan nurani dalam melihat mana lawan mana kawan. []

18 komentar:

Anonim mengatakan...

Amerika yang adidaya sangat arogan dan suka main hakim sendiri
FPI yang belum jadi adidaya pun sangat arogan dan main hakim sendiri.
kesimpulan: FPI dan Amerika memang sudara kembar.
Tapi FPI mungkin kalau sudah gede lebih arogan dari Amerik sebab masih segede semut pun arogansinya sebesar gajah.

zan P O P mengatakan...

yah.........begitulah Indonesia,sebenarnya bukan FPI aja....rata2 ormas di Indonesia punya lahan masing2 untuk membuat kerusuhan dan tindakan premanisme,sedikit contoh yang sering ane lihat selain FPI yaitu pemuda pancasila (udah ga diragukan lagi ni organisasi para jawara pasar)dan banyak lagi.....

Dodi Faedlulloh mengatakan...

Sayang juga ya, yang katanya negeri kita aman tentram justru di rusak oleh organisasi yang berlabel moral. Ada yang agama ada yang pancasila.

samuel mengatakan...

pelanggaran konstitusi dan paranoid berlebihan dari FPI nih...

kalo alasan yang dipakai untuk membubarkan paksa acara tersebut hanya karena dugaan akan bangkit kembalinya PKI... terlalu absurd buat saya!

Pemerintah jangan mau didikte oleh ormas-ormas tertentu!

Dodi Faedlulloh mengatakan...

Kadri -- No comment lebih baik, hehe.

Samuel -- Sama sekali seharusnya negara jangan sampai didikte oleh ormas-ormas macam FPI ini. Bisa berbahaya bagi keberlangsungann demokrasi di Indonesia.

Ferdinand mengatakan...

Jiah...sehati bgt kita.....aku juga ngomongin nie Sob....ngomongnya doank Allahu akbar kelakuannya mah bar-bar.......

Wulan mengatakan...

setuju banget nih! sebel banget sama FPI, malu2in Islam, huh.
*hehe maaf komennya ga penting. ;p

btw, very nice blog! tulisannya bagus2! :)

Dodi Faedlulloh mengatakan...

Ferdinand --- Iya kita sehati, tapi jangan sampai saling jatuh cinta ya ! wkwkwkwkwkw. Saya juga udah baca tulisanmu ttg tempo vs polisi dan FPI. Keren !!

Wulan -- tak ada yang tak penting dalam beraspirasi, hehe. Photoworksmu keren semua !! Salut !!

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

boleh jadi FPI ditunggangi..
boleh jadi FPI dibackinging..
boleh jadi FPI sedang dalam proses dihancurkan...

saya tidak mendukung FPI, tapi saya mencoba melihatnya dari kacamata lain, dari pada (kini) menghujat FPI apa bedanya terus kita sama FPI (yang boleh jadi ditunggangi) tersebut ?

Nanang mengatakan...

sepertinya sekarang banyak ormas yang ditunggangi.... makin memperkeruh stabilitas aja...

Vanilla Bean Dream mengatakan...

FPI memang dari dulu selalu bikin berita. Dengan penampilan yang agamis seperti itu, tingkah laku mereka seperti jauh api dari panggang. Kemunculan mereka selalu membawa keresahan yang sepertinya malah membuat mereka bangga (aneh ya).

Kalau dikatakan mereka membawa nama agama dalam setiap tindakan mereka, kenapa kebanyakan kawan-kawan muslim juga merasa resah dengan kemunculan mereka. Kenapa kawan-kawan muslim juga ada yang tidak suka dengan kinerja mereka?

Issunya, organisasi ini memiliki banyak pejabat (dan mantan pejabat) yang berdiri di belakang untuk menyokong mereka. Itulah sebabnya, sesering apapun mereka menimbulkan kerusuhan, tak ada tindak lanjut apapun (yang cukup berarti) dari kepolisian.

Untuk kasus pengusiran yang terbaru ini, sepertinya ada usaha penggeseran topik. Jubir FPI membantah kalau organisasinya yang ada di balik insiden itu. Dengan alasan, FPI di daerah itu sudah lama dibekukan alias tidak beraktivitas lagi. Tapi anehnya, masih punya Dewan Syuro.

Makanya, aku sendiri juga agak ragu kalau organisasi ini bisa dibubarkan. Ya, kita lihat aja nanti :)

volver mengatakan...

wah iya nik FPI, ckckck serem deh mereka, kadang kadang mereka arogan sih yg aku ga suka

btw blogwalking yaah :D

Anonim mengatakan...

wahh... setuju deh... harus'y jangan bawa-bawa2 nama agama.. kalu emang mereka gak mau di bubarin, ubah dulu kelakuan'y.. parah neh.. merusak moral bangsa.. gak bisa jadi contoh yang benar..

Butik Bella mengatakan...

Saya juga turut merasa prihatin atas setiap tindakan 'brutal' yang dilakukan oleh FPI. Mereka2 yang melakukan tindakan2 tersebut sangatlah tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Mereka2 selalu merasa dirinya paling benar dan paling suci tanpa celah dosa sedikitpun... Intinya, miris banget setiap menyaksikan tindakan brutal FPI di layar TV...

Dodi Faedlulloh mengatakan...

Mba Risma --- Cari siapa dibelakangnya, lalu tertibkan. Saya juga ragu kalau ormas ini bisa dibubarkan mba, dan malah pembubaran ormas ini juga justru tidak sesuai dengan ruang demokrasi yg katanya bebas berpendapat dan berserikat. Ah jadi bingung.

Volver -- terimakasih sdh berkun jung dan membaca.

Echa --- sama sekali tdk bisa menjadi contoh yg benar.

Bella --- barbarisme yg justu menciderai agama atau ideologi yang dijadikan landasan ormas tersebut.

sens mengatakan...

hehehe...komentarnya kompak banget ya?
fpi biasanya disebut main hakim sendiri, dengan bersenjata pentungan.
Lalu bagaimana dengan sobat2 ini?
Sobat2 telah menghakimi fpi tanpa menghadirkan fpi dalam pengadilan ini, yang berarti tidak memberi kesempatan fpi membela diri.
Kalau dalam aksinya fpi bersenjata pentungan, sobat2 bersenjata keyboard dan internet. Kalau jaman dulu dikatakan lidah/pena lebih tajam dibandingkan pedang, maka jaman sekarang ini bisa dikatakan internet sangat-sangat lebih dahsyat dibandingkan pentungan!
Masalah fpi ini sebenarnya terjadi karena adanya kebuntuan saluran aspirasi. Aspirasi fpi menginginkan diberantasnya minuman keras,judi, pelacuran, dan perbuatan2 maksiat lainnya. Semua agama di Indonesia tentu sepakat melarang minuman keras, judi, dan pelacuran. Moral orang Indonesia (yang waras) tentunya juga sepakat melarang minuman keras, judi dan pelacuran.
Tapi bagaimana faktanya? Minuman keras, judi, pelacuran, dan maksiat lainnya merajalela di masyarakat. fpi nampaknya merasa pemerintah kurang serius memberantas kemaksiatan2 tsb, shg mereka bertindak sendiri.
Kalau bertindak sendiri ini dinilai salah maka biarlah pihak yang berwenang yang menghukumnya.
Mungkin sobat2 tidak percaya dengan pihak yang berwenang? Kemudian menghakimi fpi disini? Jika demikian, maka yang sobat2 lakukan tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh fpi.
@ anonim: Kalau dibandingkan dengan amerika, fpi sangat berbeda bahkan bertolak belakang. fpi ingin memberantas kemaksiatan (minuman keras, judi, pelacuran, dan kemaksiatan2 lainnya)amerika malah sebaliknya, yakni melegalkan kemaksiatan2 tsb.
weleh weleh.. kok jadi "nggedabrus" kesana kemari...
permisi lanjut blogwalking ya sobat2.. :)

bangkit wismo mengatakan...

hm...ini uniknya indonesia. semua orang punya aturan-aturan sendiri. nah, yang jadi soal, akibatnya malah munculin fanatisme sempit.

qodam mengatakan...

Sangat sangat tidak mudah untuk bersikap bijak menyikapi kondisi sosial sekarang, baiknya kita sendiri menelaah sesuatu dengan perspektif yang benar dan baik, kenapa begini kenapa begitu..?
@anonim: rasanya tidak perlu bersembunyi untuk membuat opini, Amerika dan FPI untuk saling membandingkan, terlalu sempit ah. maaf ini opini saya saja.. :^)

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma