Sumpah Pemuda, Masih Adakah dalam Hati Pemuda Indonesia ?


Oleh : Dodi Faedlulloh

Hari ini tanggal 28 Oktober 2009. Ya seperti hari biasa lainnya hari ini aktivitas sehari-hari tak ada perbedaan. Dikampusku sedang diadakan ujian tengah semester, Saya memang sedang tidak ada ujian, tapi Saya menyengajakn diri datang ke kampus. Kulihat pemandangan para mahasiswa tampak sedang sibuk dengan handout-handout serta catatannya. Ada yang berdiri, yang duduk dan bercanda diluar kelas menanti jam ujian masuk, maklum aktivitas seperti ini sudah biasa ketika sedang ujian. Sama sekali tak ada perbedaan, ingin sekali Saya bertanya kepada semua mahasiswa yang ada dikampus. “Tahu kah hari ini hari apa ?”. Ah tidak Saya mengurungkan niat untuk bertanya, malahan yang ada Saya kan dicap sebagai orang yang aneh. Sayapun berlalu dari kampusku sambil membawa satu unek-unek dalam hati tentang keyakinan (pesimisme logis) kalau diantara mereka masih ada yang tidak tahu ada sejarah apa pada hari ini.

Semoga kita masih ingat, tepatnya 81 tahun lalu, 28 Oktober 1928. Pada hari tersebut terjadi Sumpah Pemuda, peristiwa yang lahir sebagai hasil Kongres Pemuda II, 27-28 Oktober 1928 di Jakarta tersebut adalah bukti dan manifestasi yang gemilang dari hasrat kuat kalangan para pemuda Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuandan kesatuan bangsa dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Saya sungguh kagum dengan para pemuda pada masa itu. Mereka berasal dari berbagai daerah. Ada Jawa,Batak, Celebes, Ambon, Minahasa, Betawi, Madura dan lain-lainya. Tanpa melihat backgroung dan perbedaan yang ada, mereka tetap bisa bersatu dan berjanji dalam warna merah putih. Satu kata dariku, “Hebat !”.

Andaikata kini masih ada beberapa pemuda pada masa itu yang masih hidup melihat keadaan para pemuda Indonesia, tampaknya mereka akan bersedih dan sangat perih hatinya. Bukan merupakan suatu rahasia, bagaimana keadaan mayoritas pemuda Indonesia sekarang yang tak bisa lepas dari permasalahan dan konflik. Narkoba ? Kini barang laknat itu sudah merjalela di seluruh pelosok negeri, bahkan siswa SMP-pun sudah ada yang menjadi pemakai setia. Sex bebas ? Tak perlu tabu lagi untuk menyatakan bahwa bayank para pemuda Indonesia pernah melakukan aktivitas sex bebas sebelum menikah. Tawuran? Si kalangan akademisi (baca:mahasiswa) yang dicitrakan oleh masyarakat sebagai para generasi harapan bangsa pun malah memasukan aktivitas ini sebagai agenda penting tiap tahun. Nasionalisme pemuda? Itupun masih peru dipertanyakan. Suatu situasi yang kontras dengan apa yang terjadi 81 tahun yang lalu.

Hari Sumpah Pemuda semoga bisa menjadi momentum kebangkitan para pemuda Indonesia. Hal-hal negatif dan perilaku bodoh yang pernah diakukan kita jadikan sebagai pelajaran berharga. Dengan semangat sumpah pemuda yang pernah dilakukan oleh para pemuda terdahulu layaklah kita mencontoh mereka. Berjuang untuk satu nama Indonesia. Apalagi diera globalisasi seperti saat ini, tantangan semakin berat. Bukan sikap so-so an dari penulis, karena Saya pun tahu diri dan patut untuk terus berintropeksi. Masih banyak kesalahan dan sikap apatis dari Saya. Tapi tak ada salahnya sebagai sesama yang berjiwa muda untuk saling mengingatkan ? Mari bersama-sama kita buktikan kepada ibu pertiwi kalau para pemuda yang ada saat ini tak kalah hebat dengan para pemuda tahun 1928. Bermulai dari satu semangat yang sama kita tunjukan bahwa kita kan hidup berjuang untuk Indonesia dengan berbagai cara sesuai dengan apa yang kita bisa lakukan. Keberagaman tak kan pernah menjadi sekat untuk mencintai Indonesia. Tak terlalu banyak kata-kata, mulai hari ini layaknya para pemuda era tahun 1928, perjuangan yang kan kita lakukan bersama mari dimulai dengan janji seperti yang para pendahulu kita teriakan :

“Kami putra putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia
Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”


Hidup Pemuda Indonesia !

8 komentar:

Faisal Hilmi mengatakan...

Sobat, artikelmu benar-membakar semangat "Perjuangan" pemudaku. Respon kita sama.

Sudah satnya generasi muda berperan, BERGUNA! Tinggalkan foya-foya. Ingat! ambilah pelajaran dari "Sumpah Pemuda". Bila kita tidak mengambil momentum ini sebagai renungan dan tafakkur, RUGILAH kita!

Anonim mengatakan...

81 thn yg lalu blom knal narkoba cuy!!!
maria ozawa juga blom lahir...tp sex sblum nikah juga ada ko..
jadi masalah itu ga bisa kita bandingkan...

sebenerna inti masalahnya keapatisan pemuda kita terhadap negara..... Baca Selengkapnya
ya karena kondisi negara kita juga seh.

Reza R. A

dedyfajar mengatakan...

Nasonalisme dan patriotisme, telah hilang dalam benak pemuda Indonesia. Kini yang ada adalah egoisme, hedonisme, dan pragmatisme.

Dodi Faedlulloh mengatakan...

@ Aku bisa

Terimakasih, semoga tak sekedar menjadi wacana.

@ Reza

Bukan maksud untuk membandingkan , Kondisi memang berbeda ya memang bagaimanapun tiap waktu berganti, perubahan terus berjalan. Setidaknya kita bisa mencontoh semangat mereka . Saya kira sampai saat ini (paling gerakan reformasi 1998) belum ada lagi gerakan pemuda yang seperti 1928.
Kita benar-benar hampir jatuh, Lifestyle aja udah kaya barat, ampe orang baratnya bingungbil bilang, "gua juga ga kaya gini banget" hahahaha

@ dedyajar

Semoga yang hilang itu bisa kembali kita tanam dan tumbuh lagi ...

Aris Setiadi mengatakan...

Semoga dengan peringatan ini semakin meningkatkan tingkat peduli pemuda terhadap Indonesia

Zippy mengatakan...

Jujur ya sob, gue tadi siang sempat lupa kalo hari ini hari sumpah pemuda...
Lupa kalo hari ini tanggal 28 oktober...
Ya..berharap aja rasa patriotisme dan nasionalisme masih ada. AMin :)

anung yusmar mengatakan...

Ini baru pemuda haraan bangsa terus semangat anak muda berjuang demi diri kamu, bangsamu, agamamu

Perjuangan belum berakhir
perjuangan masih terus berlanjut
hingga tetes darah penghabisan tapi bukan darah orang miskin yang terhisap sia-sia

Phonank mengatakan...

Semangat sumpah pemuda masih ada kok dalam diri saya,,

namun namanya manusia,, yah terkadang lupa sih..

dengan semangat yg dibangun,,

okeh saya ikut menyerukan Satu Nusa satu bangsa...

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma