Pemilu legislatif telah usai dengan hasil yang tidak disangka. “Selamat datang di republik mimpi” mungkin itu kalimat yang pantas diucapkan, hal ini karena muncul wajah baru dari kalangan artis yang akan duduk dikursi legislatif nanti. Dimana mereka belumlah mempunyai pengalaman sebagai seorang legislator, muncul sikap pesimis dari banyak kalangan karena takut justru wajah-wajah baru tersebut justru dapat menambah permasalahn di negeri kita. Tapi apapun itu, semuanya telah terjadi, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus menerimanya dengan catatan kita sebagai warga Negara tetap mempunyai kewajiban untuk mengawasi kineja mereka nanti di parelemen.
Pemilu telah usai, berarti akan segera datang pemilu yang lebih substansial dan akan sangat menentukan masa depan bangsa, tiada lain yaitu pemilhan umum calon presiden dan calon wakil presiden. Setelah isu-isu koalisi yang bebrapa hari ini selalu menjadi headline disetiap koran dan berita di mass media lainnya, akhirnya muncul para pasangan capres dan cawapres. Pertama adalah pasangan JK-Wiranto, pasangan ini yang pertama kali mendeklarasikan keinginan mereka untuk menjadi pemimpin di negeri ini. pendeklarasian ini merupakan tercepat dari pasangan lainnya.
(02/05/09) Sekaligus mencerminkan keinginan pasangan ini memimpin bangsa lebih cepat dan lebih baik. Dalam deklarsinya tersebut JK sedikit menyindir para calon lainnya (baca: SBY) karena dinilai lamban dan terlalu ragu-ragu dalam menentukan pilihan pasangannya menuju kursi presiden. Sabtu 16 Mei 2009 pukul 11.00 WIB, pasangan JK - Wiranto mendatangi KPU untuk mendaftar sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden. Jusuf Kalla atau dikenal dengan JK, siapalah yang tidak tahu dia, beliau adalah wakil presiden kita, beliau merupakan seorang pengusaha yang sukses, dikenal lebih “berani” dan cepat dalam mengambil sikap tapi dalam kinerjanya saat menjabat wakil presiden mendampingi SBY, beliau dikenal suka tidak searah baik itu pikiran dan perbuatan, dan kurang bisa bekerja sama dengan baik dengan atasannya (baca: SBY). JK memilih Wiranto sebagai wakilnya, tapi jangan salah sebelumnya Wiranto termasuk salah satu tokoh yang sangat berkoar-koar menginginkan jabatan no satu di Indonesia, tapi apa daya hasil pemilu legislatif kemarin partainya (Hanura) kurang mendapatkan suara. Wiranto dataang dari kalangan militer Namanya melejit setelah menjadi ADC Presiden Suharto tahun 1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karir militer Wiranto semakin menanjak ketika tampil sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KSAD. Selepas KSAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang Panglima TNI) pada Maret 1998. Pada masa itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional. Posisinya yang sangat strategis menempatkannya sebagai salah satu pemain kunci bersama Wakil Presiden B.J. Habibie. Ia tetap dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden Habibie. Diluar itu semua nama Wiranto tidaklah cukup bersih karena pernah disangkutan dalam permasalahan dan pelanggaran HAM yang terjadi saat era transisi di Indonesia.
(02/05/09) Sekaligus mencerminkan keinginan pasangan ini memimpin bangsa lebih cepat dan lebih baik. Dalam deklarsinya tersebut JK sedikit menyindir para calon lainnya (baca: SBY) karena dinilai lamban dan terlalu ragu-ragu dalam menentukan pilihan pasangannya menuju kursi presiden. Sabtu 16 Mei 2009 pukul 11.00 WIB, pasangan JK - Wiranto mendatangi KPU untuk mendaftar sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden. Jusuf Kalla atau dikenal dengan JK, siapalah yang tidak tahu dia, beliau adalah wakil presiden kita, beliau merupakan seorang pengusaha yang sukses, dikenal lebih “berani” dan cepat dalam mengambil sikap tapi dalam kinerjanya saat menjabat wakil presiden mendampingi SBY, beliau dikenal suka tidak searah baik itu pikiran dan perbuatan, dan kurang bisa bekerja sama dengan baik dengan atasannya (baca: SBY). JK memilih Wiranto sebagai wakilnya, tapi jangan salah sebelumnya Wiranto termasuk salah satu tokoh yang sangat berkoar-koar menginginkan jabatan no satu di Indonesia, tapi apa daya hasil pemilu legislatif kemarin partainya (Hanura) kurang mendapatkan suara. Wiranto dataang dari kalangan militer Namanya melejit setelah menjadi ADC Presiden Suharto tahun 1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karir militer Wiranto semakin menanjak ketika tampil sebagai Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KSAD. Selepas KSAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Pangab (sekarang Panglima TNI) pada Maret 1998. Pada masa itu terjadi pergantian pucuk kepemimpinan nasional. Posisinya yang sangat strategis menempatkannya sebagai salah satu pemain kunci bersama Wakil Presiden B.J. Habibie. Ia tetap dipertahankan sebagai Pangab di era Presiden Habibie. Diluar itu semua nama Wiranto tidaklah cukup bersih karena pernah disangkutan dalam permasalahan dan pelanggaran HAM yang terjadi saat era transisi di Indonesia.
Berbicara mengenai karier politiknya, Wiranto sebelum bersama partainya sekarang merupakan aktivis Golkar bahkan tahun 2004 lalu setelah memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung, ia melaju sebagai kandidat presiden pada 2004. Bersama pasangan kandidat wakil presiden Salahuddin Wahid, langkahnya terganjal pada babak pertama karena menempati urutan ketiga dalam pemilihan umum presiden 2004. Jadi bisa sedikit saya simpulkan bahwa pasangan ini be-ruh “GOLKAR”.
Pasangan kedua adalah SBY-Boediono. Tidak ada pihak yang mengira akan muncul pasangan ini, tapi dari berbagai sumber kurang lebih dua bulan lalu dari sekarang (19/05/09) ada beberapa milis yang meramalkan bahwa pasangan SBY untuk pemilu capres dan cawapres 2009 adalah Boediono. Tak mungkin tidak ada warga Indonesia yang tahu siapa SBY, beliau adalah presiden Indonesia yang masih menjabat sampai saat ini. Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama pimpinan dan rakyat. Di masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti gelombang tsunami, gempa bumi, dll. Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat.
Sebagai pemuncak peraih suara terbanyak saat pemilu legislatif kemarin (lebih dari 20%) Partai Demokrat berhak mengirimkan perwakilannya untuk menjadi calon bakal presiden, dan kembali partai democrat menunjuk SBY untuk ikut kompetisi pemilihan presiden 2009. Partai Demokrat membentuk tim koalisi bersama partai-partai yang mendukung SBY (PKS,PKB,PAN dll), tapi SBY melakukan tindakan diluar dugaan yaitu memilih tokoh dari non-partai. Munculah permasalah dari sini yaitu bersumber dari tokoh yang benama Boediono ini. Pemilihan Boediono sebagai Cawapres SBY mendapat tentangan dari PAN dan PKS. Selain karena kekecewaan Cawapres dari masing-masing partai tidak terpilih, ada alasan lain yang disampaikan kedua parpol tersebut. Dari beberapa artikel media massa, pengurus PAN, Drajat Wibowo menganggap Boediono menganut paham ekonomi Neoliberal (neoliberalisme adalah Sistem Ekonomi dengan agenda Penjualan BUMN (Privatisasi), penghapusan subsidi pada barang, deregulasi, pasar bebas, penyerahan kekayaan alam kepada pihak swasta/asing, dan bertumpu pada pinjaman hutang luar negeri)yang menyengsarakan rakyat Indonesia. Selain itu, biasanya pasangan Capres dan Cawapres itu dari kombinasi Nasionalis dan Islam. Namun pasangan SBY-Boediono keduanya adalah Nasionalis. Kemudian biasanya agar diterima seluruh rakyat Indonesia, pasangan Capres-Cawapres biasanya dari suku Jawa dan Non Jawa (Tribun Timur). Isu penentangan lain yang dimunculkan adalah bahwa ia tidak mewakili tokoh partai, dan ia bukan pula representasi dari partai politik Islam sebagaimana Gus Dur-Mega, Mega-Hamzah Haz dan SBY-JK. Tak sekedar partai koalisinya yang sempat memprotes, dari kalangan mahasiswa pun melakukan hal yang sama, sekitar 30 orang dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berdemo di Gedung KPU, Jakarta. Mereka menolak Boediono sebagai Cawapres SBY. Boediono dituding sebagai antek asing.
Ada beberapa catatan penting saat beliau menjabat :
1. Ekonom Kwik Kian Gie pernah menilai, prestasi Boediono hingga kini tetap diragukan karena dia tak mampu mengatasi kasus BLBI. Resep ekonomi yang disodorkan Boediono untuk mengatasi krisis moneter Indonesia 1997-1998 pun dianggap keliru, karena hanya mengandalkan buku diktat ekonomi dan resep IMF-Bank Dunia. “Adalah Megawati semasa menjabat sebagai presiden, yang menemukan dan menarik Boediono dalam kabinet sebagai Menkeu, Dan ia (Boediono) memang patuh melayani IMF,” kata Kwik dalam sebuah diskusi.
2. Para analis ekonomi-politik seperti Hendri Saparini melihat Boediono, yang kini menjabat gubernur BI sudah lama dibina oleh IMF, ADB, dan Bank Dunia, melalui jaringan Mafia Berkeley untuk menjadikan Indonesia sebagai negara neolibreal-kapitalis. Akibatnya, utang negara yang kaya raya ini bertambah Rp 400 triliun dalam periode 2004-2009.
3. Pada waktu menjabat sebagai Menteri Keuangan saat pemerintahan Megawati Soekarnoputri, dia menyatakan bahwa pada dasarnya subsidi bagi rakyat harus dihapus. Dan ketika para petani tebu meminta proteksi, Boediono dengan enteng menyatakan, ”Kalau petani tebu merasa bahwa menanam tebu kurang menguntungkan, tanamlah komoditas lain yang lebih menguntungkan.” yang sangat jauh dari semangat kemandirian ekonomi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Boediono)
Pasangan berikutnya yaitu Megawati dan Prabowo. Berbicara mengenai Megawati banyak pengamat yang menilai bahwa beliau telah GAGAL ketika beliau menduduki jabatan Presiden Indonesia dari 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004. Mega tidak mampu memimpin negara ini. Aset-aset bangsa diprivatisasi oleh pihak asing, dan saat masa jabatannya tersebut yang hanya kurang lebih tiga tahun hutangnya sama dengan hutang saat Soeharto menjabat selama lebih dari 30 tahun. Bahkan banyak muncul dari kalangan masyarakat yang kontra terhadap beliau. Untuk contohnya fenomena facebook di Indonesia oleh beberapa pihak baik itupihak yang iseng atau justru mempunyai kepentingan tertentu dijadikan ajang untuk menyudutkan Megawati dengan membuat page SAY NO TO MEGAWATI. Tidak menunggu lama setelah page tersebut dibuat beberpa hari kemudian sudah lebih dari seratus ribu orang menjadi pengikut. Hal ini setidaknya menunjukan bahwa masyarakat sudah enggan dan menolak Megawati. Tapi diluar itu semua, sesunggunya Megawati adalah orang yang baik dan mempunyai sifat keibuan yang tinggi, tapi masalahnya konteksnya kini berbeda, karena sekarang yang akan dipimpinnya bila nanti beliau (mungkin) terpilih adalah negara yang besar dan kompleks.
Untuk pasangannya, yaitu Prabowo, seperti halnya Wiranto beliau datang dari kalangan militer. Sempat mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden Indonesia 2009, tapi apa daya walau telah mengeluarkan banyak uang dan materi lainnya untuk mengiklankan dan mempromosikan partainya Gerindra di semua media, dalam pemilu caleg kemarin ternyata partainya kurang cukup meraih suara. Berbicara mengenai tokoh ini, tak akan lepas dari kontroversi dan dugaan pelanggaran HAM . Prabowo termasuk tokoh kontroversial di Indonesia. Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer. Pada tahun 1997, Prabowo diduga kuat mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis, terutama aktivis PRD. Setidaknya 14 orang, termasuk seniman Widji Thukul, masih hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk mengeksekusi operasi tersebut. Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut hingga sekarang walau anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara. Di samping itu, Prabowo juga diduga kuat mendalangi kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta. Dugaan motifnya adalah mendiskreditkan rivalnya Pangab Wiranto, untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan Kerusuhan, yang mana ternyata ia gagal. Dia juga masih belum diadili atas kasus tersebut. Juga pada Mei 1998, menurut kesaksian Presiden Habibie dan purnawirawan Sintong Panjaitan, Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman Habibie untuk kudeta. Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Kostrad oleh Wiranto atas instruksi Habibie. Terkait masa-masa tersebut, Prabowo kemudian hari juga berpolemik dengan purnawirawan Jendral Wiranto.
Setelah Mei 1998, untuk menghindari tekanan dari Habibie terkait insubordinasi tersebut dan menghindari pengusutan hukum terkait kerusuhan Mei dan penculikan para aktivis, ia melarikan diri ke Yordania. Di sana ia mendapat suaka dan bahkan tawaran status kewarganegaraan dari Raja Hussein dan putranya yang merupakan kawan Prabowo di sekolah militer.
Di masa sekarang, partai yang menjadi mesin politiknya, Partai Gerindra, juga tak lepas dari kontroversi, di mana Wakil Ketua Umum partai tersebut, Muchdi PR baru saja ditangkap karena diduga terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM Munir. (http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo-soebianto)
Itulah beberapa behind the scene para calon pemimpin bangsa kita. Ketiga pasangan ini dipastikan akan bersaing pada Pilpres tanggal 8 Juli 2009 mendatang. Sebelumnya tak ada niatan dari penulis untuik menyudutkan dan mendiskreditkan pihak manapun, saya mencoba bersikap seobyektivitas mungkin mengenai hal ini. Disini saya hanya menuangkan buah pikiran saya dalam tulisan kecil ini untuk setidaknya mengajak teman-teman untuk bersama-sama membuka mata inilah calon pemimpin kita, silakan teman-teman pilih salah satu pasangan dari mereka sesuai dengan hati nurani dan keyakinan teman-teman semua. Pilihlah para calon pemimpin yang kiranya dapat membawa perubahan menuju suatu hal yang lebih baik untuk Indonesia. Sekian dan terimakasih []
3 komentar:
Hidup SBY berboedi !!!!!!!!!!!!!
Hidup SBY !!!!!!!!!!!!!!!
silakan pilihan terserah anda semua
Posting Komentar