Dwi Fungsi Warnet Kontemporer

Oleh : Dodi Faedlulloh

Warnet . Orang-orang sudah pasti tahu lah apa itu warnet, anak-anak SD pun tahu dan sudah banyak yang pergi kesana untuk sekedar browsing, chating, atau download lagu/video . Ya secara sekarang zaman sudah berubah, semuanya serba high tech dan serba digital. Orang-oarang ga mau gaptek, soalnya orang yang kaya gini pasti bakal disebut ketinggalan zaman.

Yah tapi untuk kesempatan kali ini, saya ga akan membahas soal ini. Muncul suatu fenomena baru (sebenarnya sudah cukup lama seh) mengenai warnet, yaitu muncul fungsi lain dari sekedar sebagi fungsi sebenarnya (browsing,chatting,downloading,dll). Sudah menjadi rahasia umum dan orang-orang pasti akan meng-iyakan hal ini. Penyalahan fungsi seperti mengupload file-file buat di copy-paste untuk tugas ?? itu masalah kecil !! atau penyalahan fungsi seperti melihat situs-situs porno ? ahh itu sudah biasa !!! yang ini lebih spektakuler chuy !!


Ternyata warnet yang biasanya di gunakan para pelajar/mahasiswa untuk mengexplore pengetahuan atau menambah wawasan itu dijadikan tempat melakukan ritual cinta oleh para pasangan yang sedang memadu kasih yang masih dari kalangan (oknum) pelajar/mahasiswa. Ya awalnya saya pribadi antara percaya dan enggak, tapi semuanya cukup terbukti untuk saat ini. Ini empiris loh !! yang menjadi saksi tidah hanya saya seorang, banyak juga dari teman-teman saya yang sempat tak sengaja memergoki para pasangan yang sedang *tiiit* didalam bilik (saya menyebutnya bilik) warnet. Inilah fakta yang ada bukan sekedar realita (karena fakta dan realita itu berbeda, realita masih bersifat khayal).

Rasa penasaran saya semakin memuncak, ketika suatu hari saya pergi ke salah satu warnet yang ada di Purwokerto, sebut saja warnet X, kebetulan warnet itu mempunyai dua lantai, saya merasa heran kenapa yang lantai satu saja masih banyak yang kosong tapi para calon pengguna warnet yang datang berpasangan malah memilih lantai 2. Ya ternyata mereka bukan tanpa alasan memilih tempat di lantai 2, ternyata bilik yang berada disana sangat tertutup berbeda dengan bilik yang ada di lantai bawah,,yaa pantas lah !! keisengan saya pun muncul, saya mendengar suara-suara sedikit rame (yang menurut saya ga wajar bagi yang sedang konsentarsi ngenet) dan suara genit perempuan. Sebelum masuk bilik yang saya pesan, saya mencoba mencari sumber suara,, dan setelah ketemu, jiwa detektif saya keluar, hehehehe. Dengan susah payah saya mencoba mengintip, ^.^ dan amazing sekali pemandangan yang saya lihat dibilik tersebut. Ga perlu diceritakanlah, karena terlalu vulgar kalo saya sampai berani bilang lihat sesosok perempuan sedang memegang (sorry chuy) penis cowo’nya. Hahahaha, dan lalu saya pun jadi pengen … jiaahhhh !!!!, ga lah, setelah disodori pemandangan yang menakjubkan itu saya langsung masuk ke bilik yang saya pesan dengan penuh senyuman. ^.^

Untuk cerita yang kedua, masih bertepatan lokasinya di Purwokerto (ya iyalah secara saya kuliah disini,hehe), ada salah satu warnet baru dan lokasinya bersebelahan dengan warnet lagi. Sebut saja warnet A. Setiap saya melintas dan lewat depan warnet itu, keheranan muncul kenapa warnet baru itu yang selalu banyak pengunjungnya, padahal di sebelahnya (langsung bersampingan lagi !)_juga masih tampak kosong . Ternyata setelah masuk, kambali lagi saya berkata : yaa pantas. Tempat ini lebih nyaman dan tepatnya lebih AMAN, secara bilik yang kali ini lebih tinggi dan sangat tertutup hampir ga ada celah chuy !! udah seperti kamar aja,, dan untuk kali ini saya ga mampu mengintip (jiaahh hobi banget seh ngintip) ,hehehe . Saya cuma mencoba menggunakan warnet sesuai dengan fungsi sebenarnya, tetapi ternyata aksesnya biasa aja tuh seperti warnet-warnet lain. Ga ada kelebihan lain selain tempatnya yang nyaman dan AMAN. Sebenarnya saya tak berani untuk berkhusnudzon, tapi untuk yang tempat ini, ternyata salah satu “pengguannya” tiada lain tiada bukan teman saya sendiri. Dengan penuh kejujuran dia bercerita “enak tempatnya AMAN Dod buat *tiiiit*”. Jiaaaaahhhh !!!

Walaupun empiris ini masih dalam ruang lingkup yang kecil, tapi saya berkeyakinan hal ini dapat digeneralisasikan di wiliyah-wilayah lain. Ya tapi tetap aja berdoa semoga saja hal ini tidak terjadi lagi. Semoga ga ada lagi istilah “nyewa bilik”.

Sebelumnya saya mau mengucapkan beribu maaf, tiada niatan saya untuk memojokan salah satu pihakpun. Maksud dari note ini hanya untuk lebih membuka mata tehadap keadaan yang ada di lingkungan kita sendiri. Untuk para warnet owner atau para calon pengusaha warnet, kalau ingin membangun usaha di jalur perwarnetan, usahakanlah bilik-biliknya dibuat lebih terbuka dan wajar sewajarnya. Kalau untuk masalah demi kenyamanan konsumen masih banyak cara lain lagi kan ?? ya seperti dengan memasang harga yang lebih murah, atau menaruh AC agar tempat itu lebih sejuk dan nyama atau dengan aksesnya yang cepat. Tapi kalau masih bersikukuh ingin menggunakan bilik yang tertutup, coba taruhlah cctv,biar ga ada lagi para pasangan mesum yang bercinta disana, hal ini juga akan menguntungkan pemilik warnet juga loh ! kalu misalnya ada pasangan yang ga tau atau bahkan nekat tetap ingin “beritual” bisa kerekam tuh !! lumayan kan buat tontonan, bisa disebar lagi !! hahahahaha .

Mungkin cukup segitu, mohon maaf sebelumnya, ga ada niat dari saya untuk so’ menasehati, atau so’ menceramahi, tapi cuma ingin mengungkapkan apa yang ada dalam isi hati. Itu saja


Salam

1 komentar:

Anonim mengatakan...

iyah-iyah bener tuh !!!
warent sekarang beuhh !!!

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma