Jangan Pernah Mau Jadi Generasi Penerus Bangsa

Oleh : Dodi Faedlulloh

Jangan terkejut atau heran dulu lihat judul diatas, silakan disimak lebih dalam lagi, definisi secara kata juga sudah memiliki pengertian yang agak ganjil (menurut saya). Generasi penerus bangsa. Mari kita garis bawahi kata “penerus”. Diambil dari kata “terus” yang diberi imbuhan pe-, karena kata tersebut (terus) diawali hurup “t”, maka menjadi berubah bunyi menjadi penerus. Kata ini dapat diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan/pekerjaan meneruskan. Meneruskan berarti melanjutkan apa yang telah ada dan tidak melakukan perubahan. Terus disambung dengan kata bangsa menjadi penerus bangsa. Jadi dapat disimpulkan secara ringan sebagai orang yang akan hanya melanjutkan apa-apa yang telah ada untuk bangsa.

Mengapa kita tidak diperbolehkan menjadi generasi penerus bangsa ? bukankah itu merupakan hal baik ? guru-guru kita juga kan ketika masih SD sering mengajarkan untuk rajin belajar karena kita adalah generasi penerus bangsa ini. Tidak jarang juga kita menemukan tulisan-tulisan yang kurang lebih menjelaskan bahwa masa depan bangsa itu ada ditangan para pemuda yang mempunyai peran sebagai generasi penerus bangsa. Saya pribadi juga tak tahu siapa dan latar belakang apa yang memulai mengajarkan hal ini. Dan seperti yang pernah saya alami kurang lebih 13-14 tahu yang lalu ketika masih SD guru saya sering mengatakan hal tersebut, dan tentu dengan polosnya saya mengangguk-anggukan kepala dan memahami maksud guru saya itu. 13-14 tahun yang lalu yaitu ketika pemerintahan orde baru berkuasa, yang tiada lain segala sektor (ekonomi,politik,pertahanan,keamanan dll) dikuasai sepenuhnya secara sentralisitis oleh Presiden Suharto. Dimana rakyat sangat tekekang dan tidak memiliki kebebasan untuk bicara sampai-sampai masyarakat tidak tahu menahu bahwa ternyata pimpinan kita itu sedang asyik melakukan korupsi besar-besaran. Itu dulu, memang waktu itu saya tidak terlalu mengerti bahkan bisa dibilang tidak tahu menahu tentang ekonomi atau perpolitikan, tapi setidaknya kalimat yang sering disampaikan oleh guru saya itu, generasi penerus bangsa, sudah melekat di otak (dan mungkin dihati) saya.

Kemudian setelah era reformasi muncul di pertengahan 1998 dengan diawali lengsernya Suharto sebagai pimpinan nasional kita. Presiden pun silih berganti tapi tanpa ada perubahan yang jelas. Bukan saya dan generasi saya saja yang disuapi ajaran “kita adalah generasi penerus bangsa”, ternyata setelah beberapa tahun kemudian, ketika adik saya masuk SD pun yang dimana saat itu Indonesia sedang dipimpin oleh Presiden Megawati, ternyata masih saja ajaran itu diberikan oleh guru-gurunya. Tidak jarang secara tidak sengaja saya membaca buku bacaan adik saya, tidak sedikit saya kembali menemukan kalimat tersebut. Atau saya juga melihat hasil ujian adik saya dan kembali menemukan kalimat kurang lebih ada yang berbunyi “kita adalah generasi penerus bangsa” sebagai jawaban adik saya. Sama seperti jawaban saya dulu. Dan lagi-lagi gurunya memberikan tanda ceklis sebagi tanda bahwa jawaban adik saya itu benar. Tapi mungkin saat adik saya menjawab pertanyaan ujian tersebut belum begitu mengetahui ternyata pemerintah yang sedang menjabat sedang asyik-asyiknya menjual asset bangsa.

Bagaimana dengan sekarang ? ternyata masih tetap ajaran itu selalu disampaikan. Tak hanya ketika SD, SMP, atau SMA, sampai sekarang saya sudah duduk di bangku kuliah pun tak jarang dosen-dosen saya mengatakan hal tersebut. “kalian adalah generasi penerus bangsa !” itulah kalimat yang sering saya dengar dari dosen saya. Cukup bosan juga saya mendengarnya.

Walaupun seperti hal kecil, ajaran bahwa kita adalah generasi penerus bangsa haruslah segera diralat. Kenapa ? lihat kondisi kita sekarang ? Negara kita punya sumber daya alam yang melimpah tapi ternyata yang menikmati para pihak asing. Pendidikan yang dimana adalah tanggung jawab pemerintah malah menjadi ajang komersialisasi dan kapitalisasi, pendidikan malah dijadikan ajang meraup untung. Para pejabat yang doyan korupsi karena ternyata mereka bisa kebal hukum. Atau pemerintah yang pecah dan saling mengklaim apa yang telah diberikan mereka kepada Negara sebagai cara untuk meraih simpati rakyat ketika menjelang pemilu. Dan masih banyak hal-hal negatif yang muncul dari ibu pertiwi kita ini. Apakah hal seperti ini yang akan kita teruskan ? apa perbuatan-perbuatan macam ini yang kita akan lanjutkan ? dari lubuk hati yang paling dalam saya yakin pasti kita akan menjawab, “BUKAN” !! Bangsa kita sama sekali tidak membutuhkan para generasi penerus bangsa. Justru yang paling dibutuhkan Negara kita saat ini dan seterusnya adalah GENERASI BARU BANGSA. Generasi yang dimana harus bersih dari pemikiran-pemikiran kotor seperti sekarang. Generasi yang tidak ingin melakukan perbuatan laknat seperti apa yang dicontohkan oleh para pendahulunya. Saya berkata seperti ini bukan berarti pada saat ini di bumi pertiwi semua jahat dan tidak ada yang baik, bila ada yang baik dan dapat kita lakukan kenapa tidak untuk melanjutkannya atau bahkan harus bisa menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Dalam catatan kecil ini saya hanya menekankan dan menunjukan apa yang saya (dan mungkin teman-teman juga) lihat di depan mata. Headline koran kadang tak henti-hentinya memberitakan tentang perilaku tindakan korupsi yang dilakukan oleh para oknum pejabat dan ironisnya masih dalam halaman koran yang sama memberitakan tentang kemiskinan rakyat kita, tentang kelaparan yang terjadi dibanyak daerah, tentang seorang ibu yang membunuh anak-anaknya lalu bunuh diri karena himpian ekonomi, atau seorang siswa yang berani mencuri karena untuk membiayai sekolahnya dan masih banyak yang lainnya pemberitaan tentang penderitaan yang menyerang semakin hari semakin terasa begitu menyiksa rakyat kecil.

Generasi baru, memang itu yang diperlukan untuk sekarang dan masa depan bangsa. Generasi yang selalu penuh inovasi dan motivasi dalam pembenahan negara. Yang memiliki hati nurani dan tak hanya sekedar bisa diam jika melihat saudara-saudaranya terkena musibah. Yang selalu mampu berpikir kritis terhadap keganjilan sosial, dan berani berkata salah jika sesuatu itu memang benar-benar salah, Indonesia tidak butuh generasi pemuda yang cuma bisa hura-hura dan senang menghamburkan duit orang tuanya, pemuda yang cuma bisa bangga karena orang tuanya yang kaya. Negara kita juga sama sekali tidak membutukan para pemuda yang hanya NATO (No Actions Talk Only). Yang dibutuhkan saat ini adalah implementasi dan gerakan yang sunguh-sungguh dari kalangan kita para pemuda sebagai generasi baru bangsa yang tak konservatif. Dibutuhkan pemikiran-pemikiran fresh dan kreatifitas tinggi karena bagaimanapun masa depan bangsa benar-benar ada ditangan kita. Perubahan dan pembaharuan mari kita sama-sama lakukan, dimulai dari diri kita sendiri, kemudian tingkatkan rasa kepedulian sosial dan jauhkan jiwa kita dari sifat individualistis. Jangan mau sekedar jadi penonton, mari kita beramai-ramai jadi pemain dalam perubahan menuju hal yang lebih baik untuk bangsa kita Indonesia.

Sekali lagi saya secara pribadi mengajak teman-teman untuk menolak menjadi generasi penerus bangsa. Jangan mau mencontoh perilaku-perilaku buruk yang dilakukan oleh para pendahulu kita. Jangan pernah mau diwarisi sistem-sitem dan contoh bobrok yang pernah dilakukan oleh generasi sebelumnya, yang telah berlalu jadikan semuanya sebagai pembelajaran yang berarti bagi kita semua dalam mengambil keputusan di setiap tindakan yang akan kita ambil. Jadilah generasi baru, generasi yang terus menerus aktif berbuat kebaikan untuk pribadi dan bangsa. Mari kita berbuat kebaikan dimulai setelah teman-teman baca catatan kecil ini.


Salam

Hidup generasi baru !!!!

6 komentar:

Anonim mengatakan...

iya dod aq setuja.... cos...kita ngrasain byr mahal apalgi bsk kita jadi org tua semakin pusing kita mikir sekolh anak anak kita.... semoga kita selalu diberi lancar dan kekuatn aleh NYA agar dapat menjalanin hidup ini....

Narzis Blog's mengatakan...

Hihihi, bener bro...
Kita harusnya jangan menjadi generasi penerus bangsa, melainkan menjadi generasi baru bangsa....

Hmmm, kadang gue juga bosen tuh...
Dari gue SD sampai kul sekarang, semua'x pada ngomong gitu, tapi tanpa bukti yang konkrit....
Termasuk gue sih, hehehhe....

Tapi harus tetap berusaha...

Miawruu mengatakan...

Gyahahahahaha... bener banget. setuju banget ma logikanya. Dari kecil kita emang didoktrin menjadi generasi penerus bangsa. Pantesan aja bangsa kita ga mengalami kemjauan yg signifikan sejak keemrdekaan dibandingkan dg negearb tetangga. Pemimpin kita generasi penerus bangsa yg terdahulu sih :P

Saatnya kita dobrak doktrin generasi penerus bangsa menjadi generasi pendongkrak kebanggan bangsa

sam mengatakan...

wah penalaran yang dalam...salam kenal yah

Ica mengatakan...

setuju banget sob... harusnya kita bisa memberikan perubahan yang berarti, perubahan yang baik... kalau hanya meneruskan sama aja boong....
Yang kita nikmati yah itu itu aja... begitu juga generasi mendatang...
SIP DEH ARTIKELNYA :)

dark smile mengatakan...

gw sih dah nebak dari beberapa bagian tersebut. karena tidak terlihat kemurnian dalam gambar...dan cukup terlihat diatur dalam skenario.... jadi malas nontonya.

tapi ada juga yang tampilan pemerkosaan, antara asli atau tidaknya tapi gw iba melihatnya. masa yang beginian di tampilin...

terus terang, gw kesusahan dalam memblok situs porno, karena ribuan jumlahnya

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma