Terorisme, Kejadian Itu Pun Kembali Terjadi

Oleh : Dodi Faedlulloh

Pagi yang indah di hari Jum’at tanggal 17 Juli akhirnya digemparkan oleh pemberitaan di media masaa tentang pemboman yang terjadi di Mega Kuningan, Jakarta. Untuk yang keduakalinya JW Marriot diluluh lantahkan oleh tangan para bomber. Tak hanya JW Marriot, hotel berkelas internasional lainnya yang tepat berada disebelahnya,Ritz Carlton, juga dihancurkan oleh tangan yang tak bertanggung jawab.

Darah orang yang tak berdosa bercucuran, dan air mata pun kembali menetes. Sampai saat ini belum diketahui siapa yang menjadi dalang dalam aksi pemboman ini.

Banyak argumen yang muncul dari kejadian ini. SBY selaku presiden dalam pidatonya setelah kejadian tersebut mengemukakan apa yang melatar belakangi pemboman dikaitkan dengan hasil pemilu. Terlalu sempit memang, tapi itu didasari atas data dari intelejen, begitulah kilah Andi Malarangeng sebagai juru bicara kepresidenan membenarkan pernyataan atasannya.

Tak ayal lagi kejadian ini pasti akan dikaitkan (lagi) dengan aksi terorisme yang juga telah terjadi di Indonesia beberapa tahun lalu. Terorisme, kata yang diidentikan oleh pihak asing sebagai umat Islam. Sungguh ironis memang, ketika ada satu pihak yang menganggap dirinya suci serta apa yang dilakukannya didasasri atas perintah Tuhan dan mengikuti jejak para nabi justru akan memperburuk citra dan nama baik agamanya. Begitulah kira-kira yang hadir dipermukaan tentang peristiwa ini. Mereka bukanlah para pahlawan, melainkan kumpulan manusia bodoh yang tidak mengenal agamanya dengan baik. Menggunakan kekerasan untuk menyiarkan agama tentu bukanlah suatu pilihan yang bijak karena dari yang saya tahu tak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan pada umatnya.

Indonesia dirugikan. Tak hanya materi, nama baik Indonesia pun kembali tercoreng di mata dunia internasional. Kehadiran tim sepakbola ternama Manchester United yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan direncanakan akan bertanding melawan kesebelasan merah putih pada hari ini (20 juli 2009)pun gagal dilaksanakan. Logikapun bermain, tentu karena aspek keamanan dan kenyamanan yang menjadi pioritas akhirnya dengan penuh penyesalan mereka (Manchester United) urung untuk mendatangi negeri kita. Tak hanya itu, perekonomian yang pada tahun-tahun ini sedang mengalami kenaikan seolah tidak ada artinya karena akibat ulah aksi bodoh para teroris ini.

Saat ini mungkin mereka, para teroris, pasti sedang tersenyum manis melihat keberhasilan apa yang dilakukannya. Ini tanggung jawab siapa ?? Tak layalah mengkambing hitamkan salah satu pihak, karena bagaimanapun kita sebagai masyarakat juga ikut bertanggung jawab untuk menjaga keamanan bumi pertiwi.

Semua tentu berharap semoga ini terjadi untuk yang terakhir kalinya. Jangan sampai ada lagi darah-darah yang berceceran dan air mata yang menetes akibat aksi teroris ini. Marilah kita bersatu bersama-sama menghancurkan para teroris yang mengkalim dirinya sebagai pahlawan. Merasa aman dan nyaman tinggal di negeri sendiri bukanlah sebuah mimpi belaka, camkanlah dalam jiwa kita masing-masing dan katakan pada dunia “We do not afraid, they only make us stronger !!”.

1 komentar:

Dodi Faedlulloh mengatakan...

Tes ....
akhirnya ....

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma