Kita Perlu Pemimpin yang Revolusioner

Oleh : Dodi Faedlulloh

Pemilu Presiden dan wapres 2009 sebentar lagi, partai-partai sudah menyiapkan ancang-ancang, dari partai-partai besar sampe partai-partai yang baru nongol. Kita sebagai rakyat mesti pintar-pintar milih jangan sampe milih calon pemimpin yang bisanya menyebar senyuman dan janji-janji saja. Kita udah bosan dipimpin oleh pemerintahan yang kolot dan tetap menanamkan sistem-sistem yang udah usang. Ada yang berlabel agama tapi belum memperlihatkan mereka beragama, konflik intern partai saja udah ga bisa diselesein apalagi masalah negara yang begitu kompleks padahal masalahnya ya cuma perebutan kursi saja. Begitu juga yang berlabel nasionalis ga ada nasiolalis-nasionalisnya (secara dah ngejual aset bangsa). Partai yang ada di negeri kita krisis misi, tak ada ideologi konsisten yang diperjuangkan. Hanya sekedar ubar janji-janji dan dijadikan sebagai alat perebutan jabatan saja.

Kita berharap semoga aja nanti pas pemilu ada calon presiden yang menjungjung tinggi revolusi, pengen merubah semua sistem-sistem yang sudah ada secara menyeluruh dan mendasar. Tapi kalo dilihat-lihat sekarang kayanya ngga banget deh, sistem pemilu kita memang multipartai, tapi kalo diteliti mayoritas partai bahkan bisa desebut ga ada satupun partai yang mengedepankan revolusi, semuanya konservatif, adem ayem dan monoton. Kalo udah jadi pejabat, banyak para wakil rakyat tersebut yang terlalu mengedepankan dan mempentingkan kebutuhan partainya bukan kepentingan rakyat yang jadi tanggung jawabnya. Bingung milih siapa saja yang bakal jadi rekannya.

Masih ingat dibenak kita, kampanye-kampanye yang ada, di daerah mana saja di negara tercinta kita Indonesia, baik saat pilgub, pilkot atau pil apalah, beliau-beliau yang pengen kursi terjun langsung ke masyrakat dengan slogan mereka (pura-pura) merakyat. Sumbang sana-sini, tebar pesona, makan dilesehan, buat janji pendidikan dan kesehatan gratis, pokoknya semua kegitan yang bisa dijadikan magnet buat menarik perhatian masyrakat mereka lakukan, otomatis si rakyat miskin merasa senang dengan kedatangan mereka karena memang yang dibutuhkan si rakyat miskin adalah yang seperti ini, sesuatu hal yang sedikit bisa meringankan beban mereka. Ya iyalah secara diberi duit gitu. Para rakyat kecilpun berandai-andai udah aja ga usah ada pemilu, kampanye aja tiap hari biar mereka si wong cilik mendapatkan sumbangan. Lumayan kan bisa buat makan.

Tapi begitu udah dapat jabatan, mereka seakan-akan jadi amnesia, mereka jadi lupa akan janji-janjinya saat kampanye, tiada bukti yang diperlihatkan buat rakyat. Rakyat miskin tetap miskin, yang jadi tukang becak dari zaman orde baru sampe sekarang yang disebut sebagai orde reformasi tetap saja seorang tukang becak ga ada perubahan. Pendapatan tetap (bahkan turun) tapi harga-harga terus melambung. Rakyat semakin tercekik, banyak rakyat menjadi korban, sudahlah kita jangan sampe menutup mata, contohnya kejadaian yang terus berulang, seorang ibu bunuh diri bersama anak-anaknya karena terhimpit masalah ekonomi, seorang anak kecil mencuri karena ingin melunasi biaya pendidikannya yang begitu mahal. Sungguh memilukan bukan ?

Sudah saatnya Negara kita butuh pemimpin yang benar-benar mengayomi kepentingan masyrakat. Kita mesti benar-benar bijak memilih calon pemimpin kita, jangan gara-gara diberi duit, kita begitu saja memilih mereka. Ini untuk masa depan kita juga bukan untuk kepentingan sesaat. Kita juga sebagai rakyat punya hak kok untuk memantau perjalanan pemerintahan. Kalo tercium bau-bau korupsi kita jangan segan-segan untuk menuntut dan menjungkirkan mereka dari kedudukannya. Buktikan bahwa Negara kita mamang demokratis (tapi jangan anarkis).

Yang kita perlukan saat ini adalah revolusi, perlu ada perubahan radikal untuk pemerintahan kita, hapuskan hegemoni negara asing dari negara kita, jangan terus memanjakan para pemodal asing yang terus menerus menggerogoti sumber daya alam kita tanpa memperhatikan rakyat disekitar. Tapi sayang pemerintah kita tampaknya masih takut berbuat itu. Pemerintah masih asyik menempel dan tak malu di perintah-perintah oleh bangsa asing. Berapa banyak aset-aset penting negara yang sudah diprivatisasi, berapa banyak perusahaan asing yang berdiri kokoh di tanah pertiwi. Terlalu banyak sumber-sumber kita yang terus diekploitasi tapi rakyat tetap miskin bahkan sangat miskin.

Semoga saja akan datang sebuah keajaiban , akan datang pemimpin yang pro revolusi di negara kita tercinta ini. Pemimpin yang bisa menjaga keamanan negara, menasionalisasikan aset bangsa, yang tak takut dengan hegemoni asing, yang mampu menghancurkan sisitem ekonomi yang terus mencekik rakyat kecil seperti saat ini (baca : kapitalisme) dan tentunya yang bisa memberikan kemakmuran untuk rakyatnya.

0 komentar:

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma