Banyumas dan Agenda Koperasi

Oleh: Dodi Faedlulloh

Banyumas merupakan daerah yang memiliki nilai historis tersendiri dalam perkoperasian di Indonesia,  karena dulu bibit awal koperasi lahir di bumi Purwokerto. Tepatnya 16  Desember  1895, suatu  organisasi  yang  senafas  dengan  koperasi diprakarsai  oleh  R.  Aria  Wiriaatmadja,  seorang patih  Purwokerto  dengan  mendirikan De  Purwakertosche  Hulp  en  Spaarbank  der  Inlandsche  Hoofden untuk  menolong  para  pegawai  pemerintah  di  wilayah  Purwokerto, yang sering terjerat hutang pada lintah darat. Seiring waktu berjalan, momen sejarah tersebut terjaga sampai pada situasi kontemporer, sejak Tahun 2012 lalu hadir wacana Purwokerto sebagai Kota Koperasi.

Jumlah koperasi terakhir Tahun 2012 di Banyumas mencapai 518, atau naik bila dibandingkan dengan Tahun 2011 yang berjumlah 514 unit dengan persebaran titik-titik koperasi cukup merata per kecamatannya. Adapun jumlah anggota sebanyak 67.294  orang. Namun bila dievaluasi secara kualitas, masih banyak koperasi di antaranya yang berada di posisi hidup segan, mati tak mau. Namun situasi ini tak perlu dipandang secara pesimistik, justru membangun optimisme dalam mengembangkan koperasi-koperasi di Banyumas menjadi agenda yang tidak lagi bisa ditunda.


Reformasi Berjamaah

Permasalahan umum yang sering terjadi adalah soal tata kelola koperasi. Hal ini memang perlu perhatian khusus, karena mengingat koperasi di Indonesia sudah lahir sejak abad 18, namun sampai hari ini masih sangat sedikit koperasi yang besar, sehat, dan hidup sesuai dengan jatidiri koperasi. Sebagai entitas ekonomi sosial, koperasi tidak bisa bekerja sendiri. Apalagi salah satu prinsip koperasi yaitu kerjasama antar koperasi. Oleh karena itu, agenda yang perlu dirancang bersama-sama untuk membenahi masalah ini yaitu melaksanakan reformasi koperasi secara berjamaah.

Optimisme tersebut lahir di Banyumas, di tengah situasi perkoperasian yang cendrung mandeg. Belakangan ini mulai muncul beberapa koperasi di Banyumas yang menjadi pionir pergerakan koperasi dan bisa menjadi percontohan untuk perkembangan koperasi. Begitupula secara figur, muncul beberapa ‘anak muda’ yang berani mengabdikan diri menjadi pejuang koperasi dan bergerak di lembaga pendukung koperasi tingkat nasional, seperti KOPINDO, IKKI, bahkan berjejaring dengan aliansi koperasi internasional, ICA (International Cooperative Aliance). Ditambah jalinan sinergis yang terus terpupuk antar koperasi dan insan-insan koperasi dengan pemerintah, dalam hal ini Disperindagkop Banyumas. Situasi inilah yang menjadi faktor pendukung untuk melaksanakan agenda reformasi tersebut.

Soal reformasi ini, salah satu hal yang penting adalah transformasi dalam tata kelola. Dalam perkembangannya tata kelola khas koperasi berbeda dengan tata kelola perusahaan/organisasi lainnya. Karena tata kelola koperasi harus dijiwai oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi. Adapun nilai-nilai koperasi yang perlu terinternalisasi adalah: gotong royong, kemandirian, swa-tanggungjawab, menolong diri sendiri, keadilan dan persamaan. Di sisi lain, tujuh prinsip koperasi yang juga menjadi prinsip koperasi di dunia yaitu : 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, 2) Pengelolaan secara demokratis oleh anggota, 3) Partisipasi ekonomi anggota, 4) Otonomi dan kebebasan, 5) Pendidikan, pelatihan dan informasi, 6) Kerjasama antar koperasi dan 7) Kepedulian terhadap komunitas. Menariknya di Banyumas sudah ada beberapa koperasi dalam kurun waktu lima tahun ke belakang secara bertahap membangun koperasinya berbasis nilai dan prinsip koperasi. Maka koperasi-koperasi tersebut harus bisa menyebarkan semangat tersebut, melakukan auto-koreksi sekaligus mengajak untuk mereformasi tata kelola koperasi-koperasi lain di Banyumas. Selanjutnya peran pemerintah perlu memberikan daya dukung, bukan untuk mengintervensi, tapi lebih kepada fasilitasi.

Aspek-Aspek

Koperasi tentu berbeda dengan bangun usaha swasta atau organisasi nir-laba lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada nilai dan tujuan adanya. Pada Tahun 1998, ICA mengeluarkan Value Based Professional Management (Djohan, 2003: 14). Manajemen profesional berdasar nilai koperasi menitik beratkan pada proses, fungsi-fungsi dan sistem koperasi dan memastikan kesinambungan koperasi yang berbasiskan anggota dan berorientasi pada komunitas dalam pasar yang kompetitif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen professional koperasi. Yaitu manajemen koperasi selalu terkait dengan proses, fungsi dan sistem yang berlaku dan melekat pada jati diri koperasi. Kemudian kekuatan koperasi yang sejatinya bersumber pada anggota-anggotanya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya anggota. Selanjutnya koperasi sebagai produk dari lingkungannya harus berorientasi kepada kepentingan lingkungannya atau komunitasnya. Dan terakhir koperasi bekerja dalam pasar dan oleh karena itu harus memiliki daya saing cukup besar untuk dapat hidup berkesinambungan (Soejdono dalam Djohan, 2003: 14). Empat hal inilah yang perlu dipertimbangkan secara seksama oleh koperasi-koperasi bila ingin mewujudkan dirinya sebagai koperasi professional.

Kemudian agenda reformasi berjamaah tersebut harus dikristalisasi dalam bentuk transforamsi visi, kapasitas organisasi, sumber daya dan jaringan koperasi. Koperasi harus memiliki visi jangka panjang yang jelas, tidak hanya sekedar buka toko dan menjalani apa adanya. Visi koperasi harus bicara tentang pengembangan usaha untuk berbagi kemanfaatan. Dari segi kapasitas organisasi, perlu ada pembenahan secara kompeherensif personel-personel yang menggawangi koperasi. Terkait sumber daya, koperasi perlu berpikir strategis tentang penguatan modal, pengelolaan dan pertumbuhan asset. Dan yang tak kalah penting agenda reformasi koperasi ini perlu bicara tentang jaringan, bagaiamana relasi koperasi dengan pemerintah, kerjasama dengan koperasi lain, dan mitra lainnya. Dengan langkah-langkah tersebut, sejarah manis koperasi di Banyumas bisa berlanjut karena prestasi. Semoga! []

0 komentar:

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma