Ingin Masuk Penjara

Oleh : Dodi Faedlulloh

Teringat ketika Saya masih kecil, saya selalu diajak oleh teman-teman untuk bermain salah satu permainan yang dilarang di negara Kuba. Katanya permainan ini mendidik sejak dini untuk menumbuhkan jiwa kapitalisme, yah tapi saya yang masih kecil iu mana tahu apa yang disebut kapitalisme. Yang saya tahu saat itu hanya menghabiskan waktu dengan bermain-bermain. Ya benar nama permainan itu adalah monopoli dan ketika itu juga saya sama sekali tak tahu sama sekali makna dari monopoli itu sendiri. Mekanisme permainannya sudah tidak perlu dijelaskan lagi, saya kira kawan-kawan sudah banyak yang mengerti bagaimana cara permainannya.


Salah satu dari sub mekanisme permainan ini yaitu adanya proses “dipenjara”. Adanya proses pemenjaraan ini cukup menghangatkan permainan monopoli. Para pemain akan dipenjarakn seandainya bila salah satu pemain mendapatkan salah kartu yang menjelaskan dan menyuruh kita untuk dipenjara karena melakukan tindakan kriminal. Saya yang masih kecil itu justru merasa sangat senang dan tertawa riang kalau saya mendapatkan kartu yang menyuruh kita untuk dipenjara tapi dengan satu syarat tentunya, saya harus bisa mengumpulkan harta yang banyak berupa komplek-komplek strategis yang sudah saya dirikan rumah-rumah atau hotel-hotel. Yah dengan kekayaan itu saya tak perlu khawatir lagi, cukup dengan menunggu di penjara dan tak perlu mengikuti permainan, pundi-pundi uang tetap saja bisa mengalir ke kasku andai lawan-lawan kita masuk ke area komplek yang sudah kita beli. Hehe, senangnya karena saya kaya raya walaupun masuk penjara tetap saja masih bisa mengatur-atur permainan dan mengeruk harta lawan-lawan kita.

Puluhan tahun berlalu dan kenyataannya sampai hari ini Saya adalah orang yang kaya raya. Saya mempunyai banyak perusahaan disana-sini, Saya punya banyak koneksi dengan kaum elit di negeri ini, dengan uang yang saya punya ini semua bisa ku atur, hal-hal duniawi sudah ada digenggaman. Dengan sedikit manipulasi dan intrik-intrik “cerdas” saya bisa mempermainkan semuanya. Begitu hebatnya saya !

Tapi sial beberapa waktu lalu Saya tertangkap oleh lembaga yang suka nangkap koruptor di negeri ini. Padahal saya berbeda dengan koruptor, saya bukan pejabat dan ga makan uang rakyat, saya cuma sedikit mengatur sesuatu yang harus sesuai dengan kepentingan saya. Saya sebenarnya tidak memaksa, tapi apa mau dikata saya kan kaya raya, sudah menjadi hukum alamnya seperti itu yang kaya raya seperti saya bisa membeli semuanya, apalagi yang namanya hukum. Tinggal lihat bandrol harganya berapa langsung ku keluarkan sebagian duit yang saya punya. Hebatkan saya ??

Ah tapi untuk kesempatan kali ini saya akan sedikit longgar dan ingin pura-pura menghormati hukum yang sebenarnya saya bisa beli. Kata si hukum saya harus dipenjara, ya dengan sedikit terpaksa saya pun ikuti saja apa maunya. Hmmm tapi Saya kan tak terbiasa musti hidup dipenjara seperti ini, oh iya lupa Saya kan orang kaya raya jadi semuanya bisa diatur. Di hotel prodeo nanti saya ingin layaknya kamar hotel berbintang lima.

Sata tak ingin merasa gerah dan berdesak-desakkan dengan napi lainnya saat dipenjara, saya ingin ruangan khusus buat saya sendiri, tak mau tahu saya kan kaya raya. Saya punya hobi menyanyi, tak mau tahu nanti diruangan khusus itu harus difasilitasi tempat karaoke biar pas merasa suntuk saya bisa bernyanyi ria. Di ruangan itu tentu harus ada televisi supaya tetap bisa update dengan dunia luar apalagi acara-acara gossip terhangat, jangan sampai terlewatkan. Saya tak mau kepanasan, saya akan pasang AC diruangan itu, tenang soal harga gampang diaturlah. Ini itu sudah semuanya, oh iya satu lagi kamar mandi yang ok punya. Saya ingin ada kamar mandi yang difasilitasi showernya, air panas, air dingin, air apa saja harus ada. Duh saya menjadi kagum dengan saya sendiri yang bisa tetap memperoleh segalanya walau dipenjara.

Oh iya walau dipenjara bukan berarti saya tidak melakukan perawatan wajah, mau tidak mau saya tetap harus menjaga perawatan wajah dan body saya. Luluran, creambath, facial lah pokoknya semua yang berbau perawatan salon harus tersedia disana. Hahaha, sekali lagi begitu hebatnya saya.
………

Uh dasar sial, situasi ini ga lama, Saya pun akhirnya terbangun. Saya terbangun dari tidurku dan ternyata semuanya cuma mimpi. Sayang, saya kira beneran, kaya nyata sih. Saya pun lalu berdiri dan pergi ke kamar mandi tuk sekedar cuci muka. Ku buat secangkir kopi panas. Walau bukan anggota dari black community, black motor community dan semacamnya saya hisap sebatang rokok djarum black untuk menemani kopi panas ku tadi sembari tersenyum membayangkan mimpiku yang lucu.Ah tak mungkinlah hal yang seperti itu terjadi di negeriku yang sentosa ini pikrku dalam batin. Kunyalakan televisi dan kupilih salah satu chanel yang menyiarkan berita pagi. Tak lama saya terkejut melihat salah satu berita. “Ah, ternyata ini nyata !”, saya kira hal semacam ini cuma terjadi dalam mimpi saja. Apa yang ada dalam mimpiku ternyata faktual, Si orang kaya raya bisa mendapat fasilitas lebih saat dipenjara, lagi-lagi duit yang bicara. Ah semakin kecewa saja rakyat terhadap hukum di negeriku. Saya pun kembali minum kopi dari cangkirku dan menghisap djarum black dan tertawa bingung menyaksikan yang ada. Kok gini ya negeriku ??

0 komentar:

 
Creative Commons License
All contens are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.

Creative Commons [cc] 2011 Dodi Faedlulloh . Style and Layout by Dodi | Bale Adarma